Jangan Lihat Orang Enaknya Saja

"Wah, enak sekali jadi dokter A  ya, sekali periksa 100 ribu, kalo sehari pasien 50 berarti…"

"wah, enak sekali jadi si B, pengusaha sukses, mobilnya banyak, rumah besar, ga perlu pusing mikirin duit lagi, sekarang tinggal ongkang-ongkang kaki, bisnis jalan terus sama anak buah, coba saya jadi dia ya"

Inilah komentar beberapa orang yang mengkin hanya melihat nikmat pada orang tersebut. Berangan-angan bisa seperti mereka. Bisa jadi  merasa iri dan bahkan dengki dengan kenikmatan mereka. Tetapi ada satu yang mereka lupakan, yaitu mereka tidak melihat bagaimana proses mendapatkan kenikmatan tersebut. Proses mendapatkannya dengan penuh tetes keringat dan air mata, pengorbanan dan perjuangan.
...............….......….....................
Jangan sering melihat kenikmatan orang lain dan lupa nikmat sendiri
``````````````````````````````````````````
Janganlah kita sebagaimana orang yang melihat bagaimana kemegahan Qarun dan ingin menjadi seperti Qarun.

Allahتعالى berfirman:

فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ ۖ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

"Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia:"Moga-moga kiranya kita ini mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun;sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". (Al-Qashash: 79)

👤Inilah perkataan orang-orang yang cenderung terhadap dunia saja. Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

فلما رآه من يريد الحياة الدنيا ويميل إلى زخرفها وزينتها، تمنوا أن لو كان لهم مثل الذي أعطي

"Tatkala (qorun) dilihat oleh mereka yang menginginkan kehidupan dunia dan cenderung kepada gemerlap dan perhiasannya, maka mereka berangan-angan seandainya mereka sebagaimana Qarun diberi (kenikmatan)."

👉Dan kita diperintahkan agar jangan terlalu silau dan terpana dengan kenikmatan orang lain.

Allah Subhanahu wa Ta'alaberfirman,

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan di dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Rabb-mu adalah lebih baik dan lebih kekal. " (Thaha: 131)

Melihat kenikmatan orang lain dan membanding-bandingkan dengan kita hanyalah membawa kesedihan dan menambah duka saja. AlBaghawiرحيمهالله berkata,

قال أبي بن كعب: من لم يعتز بعز الله تقطعت نفسه حسرات، ومن يتبع بصره فيما في أيدي الناس طال حزنه

"Berkata 'Ubay bin Ka'ab: ' Barangsiapa yang tidak merasa mulia dengan kemulian dari Allah akan memutuskan dirinya sendiri dalam kerugian. Barangsiapa yang mengikuti pandangannya terhadap apa yang ada di tangan manusia, maka akan semakin bertambah kesedihannya."

Belum tentu mereka bahagia dengan kenikmatan mereka.
Kita hanya melihat mereka bahagia saja dengan keadaan mereka. Bisa jadi ternyata mereka tidak bahagia dengan keadaan mereka sekarang. Ambil contohnya para artis yang sudah memiliki segalanya dalam kehidupan dunia, paras aduhai, harta dan ketenaran tetapi kehidupan mereka tidak tenang, kawin-cerai dan  sering berurusan dengan hukum.

👤Atau kita ambil contoh seorang dokter:

-uang memang banyak, tetapi waktu sedikit, jarang bertemu dengan keluarga, pagi sudah praktek, visitpasien, operasi, malam praktek hingga tengah malam, belum lagi ada panggilan darurat atau telpon tengah malam karena darurat. Sehingga ada juga yang rumah tangganya terbengkalai.

👤Atau contoh pengusaha sukses:

-ternyata ia tidak tenang karena kerasnya persaiangan bisnis, pagi hari hari sudah pusing dengan bisnis, makan tidak enak karena ada uang yang dipinjam tetapi belum kembali, tidur tidak nyenyak karena omset berkurang dan lain-lain.

👆Maka janganlah kita hanya melihat enaknya saja...

What's on Your Mind...